Friday, February 3, 2012

Tak Lagi Seperti Dulu

Tiga tahun sudah persahabatan itu terjalin, dan selama itulah kita saling mengenal dan percaya. Segala yang kau rasakan tercurah padaku walau memang ada hal yang tak harus aku tau, dan segala yang ku rasakan ku curahkan padamu walau memang ada hal yang tak harus kau tau. Itulah sahabat, mengerti tanpa memaksa segalanya. Walau perbedaan jarak yang terlalu jauh belum mampu mempertemukan kita, namun kau terasa dekat hingga ku benar-benar menganggapmu sebagai seorang kakak.

Dulu, saat aku merasa terkhianati olehmu, oleh kata-kata dustamu, aku marah bahkan benci namun tak mampu bertahan lama karena rasa sayangku mengalahkan rasa benciku. Aku berusaha mengerti mengapa kau melakukannya hingga semuanya terasa seperti biasa lagi. Namun kini, ketika menurutmu aku melakukan kesalahan, kau begitu membenciku hingga sapaku tak lagi kau gubris, hingga tanyaku kau abaikan, dan mungkin kau telah menganggapku musuh. Usiamu lebih jauh diatasku, mengapa kau tak berpikir lebih jauh lagi? mengapa kau masih bergantung pada egomu? terlebih lagi kita sesama wanita, harusnya kau mengerti posisi dan perasaanku, tidakkah kau kehilangan aku? merindukan masa dimana kita saling membutuhkan dan berbagai pengalaman hidup? Memang benar bahwa kedewasaan itu tidak bisa dilihat dari umurnya. Aku tak merasa lebih dewasa dari pada mu, namun pola pikirku yang jauh lebih dewasa dari pada pola pikirmu. Begitu sulitkah rasa maaf tercipta? aku hanya ingin kau melihat aku di dalam sejuta kebaikanku, bukan dalam satu kesalahanku.

Aku ingin seperti dulu, dan mungkin kau juga menginginkannya. Namun bagaimana bisa bila bibirmu terbungkam, bila kesempatan tak lagi kau berikan.

Aku merindukanmu, aku ingin seperti dulu lagi....

No comments:

Post a Comment

About

.
.