Saturday, February 11, 2012

Lelaki dan Piano (luka yang bahagia)


Dentingan piano mengalun lembut menyapa gendang telingaku, iramanya begitu syahdu dan membuai. Suara yang apa adanya merdu terdengar, semua mata memandang sosoknya yang lihai memanjakan jemarinya diatas tuts piano. Mereka semua mengaguminya terutama para wanita termasuk aku.

Suara riuh dan tepukan tangan dari para penonton tak henti-hentinya bersua, menghebohkan seisi ruangan dicafe ini. Senyuman maut dan untaian kata yang keluar dari bibirnya menghisterikan para wanita.

Tiga lagu dibawakan sangat apik oleh pria tampan dan pintar itu, dia lah Derriel, penyanyi yang bisa dibilang baru yang terkenal lewat youtube dan sangat pandai memainkan piano.
Wajahnya yang tampan dan imut menambahkan rating kepopulerannya. Walau tak ada latihan vocal khusus namun suaranya tak merusak telinga dan dia juga pandai menciptakan lagu. Usianya 24 tahun, tiga tahun diatas usiaku.


"kamu sudah punya pacar? cowok ganteng kayak kamu gak mungkin kalau belum punya" tanya seorang host disela-sela perbincangan

"saya masih single" jawab Derriel tersenyum diikuti teriakan para penggemar dan penonton awam

"masa sih? waaah kalau gitu boleh dong saya daftar, walaupun tuaan saya lima tahun haha"

"fans saya adalah pacar saya" kalimat yang singkat namun membuat para penggemarnya semakin histeris

Malam semakin larut, penampilan Derriel pun telah usai.

"aku ke toilet sebentar ya, kebelet nih dari tadi" ucapku pada Tiara

"iya tapi jangan lama-lama"

BUGGG!!! langkah cepatku terhenti karena seseorang menabrakku.

"awww" desahku meringis

"maaf-maaf saya lagi buru-buru"

"gpp kok saya juga lagi buru-buru ke toi.....let" mataku tercengang melihat sesosok makhluk yang berada tujuh senti didepan mataku

"Derriel!!" gumamku, hatiku langsung berdebar kencang

"kamu gpp?"

"gpp qo cuma pusing banget"

"kepala kamu berdarah, ikut aku deh jangan disini nanti disangka yang gak-gak"

Derriel merangkulku dan membawaku ke mobilnya, darahku mendesir secepat kilat dan entahlah yang jelas aku benar-benar sangat bahagia.

"sebentar aku mau ke toilet dulu" ucapku menghentikan langkahnya

"bisa ditahan dulu kan?"

"gak bisa, dari tadi aku nahan pipis cuma karena gak mau ketinggalan perform kamu"

"hahaha sampe segitunya, yasudah sana tapi jangan lama-lama"

"Derriel tertawa, dihadapanku!!! ya Tuhaaan indah sekali ciptaan-Mu, kuatkan aku untuk tetap bersikap biasa dihadapannya."

"kamu mau bawa aku kemana?"

"kerumah sakit"

"hah? mau ngapain?"

"mau tidur, ya mau obatin luka kamu lah"

"hahaha, luka kecil kayak gini doank dikasih obat merah juga sembuh"

"jangan sepelein luka kecil"

"tapi kan?"

"udah deh tenang aja nanti aku yang bayar biayanya"

"bukan masalah itu tapi....."

"udah gak usah pake tapi-tapi mulu"

Huh!!! untuk beberapa saat aku dan Derriel saling terbungkam, wajahnya semakin indah dipandang sedekat ini, sama dengan hatinya. Aku semakin menyukainya, entah ini getaran karena kekagumanku yang luar biasa terhadapnya atau memang aku jatuh cinta padanya.

"kenapa senyum-senyum?" tanya Derriel tiba-tiba

"e...gak kenapa-kenapa kok" jawabku terkejut. Ternyata lamunan singkatku berhasil menyunggingkan senyum dibibirku yang tak ku sadari

"pasti kamu senang banget yaa bisa berdua sama aku disini"

"biasa aja sie, cuma heran aja sama kamu jadi orang baik banget"

"banget!! aku bahagia banget Derrieeeel" batinku, yang tak mungkin Derriel dengar walau jarak kami berdekatan
"lho emang kita harus baik kan kesemua orang?"

"iya tapi kan kamu artis"

"terus?"

"biasanya kan kalau artis itu beda sama aslinya, kebanyakan bermuka dua, apalagi kalau cuma ketabrak kayak tadi, belum tentu bisa sepeduli kamu"

"hehe"

***

Dirumah sakit..

"makasih banyak ya"

"gak usah lebay gitu, itu kan tanggung jawabku"

"ya ampun lupa, Tiara!!!" ucapku menepuk jidat

"kenapa?"

"temanku Tiara masih di cafe, dia pasti lagi bingung nungguin aku, aku harus balik kesana"

"tapi kamu kan...."

"aku bisa sendiri, makasih yaa" ucapku sambil berlari keluar rumah sakit

Setiba dicafe aku dibuat bingung dan kesal, Tiara sudah tidak ada disana. Mungkin memang aku yang keterlaluan karena gak bilang apapun, dan lebih kesalnya lagi dalam keadaan kayak gini handphoneku tak bersahabat, lowbatt.

ahh Tiaraaaaa, seandainya tadi aku gak ke cafe lagi mungkin aku bisa lebih banyak ngobrol dengan Derriel.



__________TO BE CONTINUED_________

2 comments:

About

.
.