Tuesday, February 28, 2012

Salahkah? (can't forgive you)


Sebelumnya baca part 1 dulu ya disini..

Rasanya sulit ku percaya dengan kejadian yang menimpaku, entah sebuah takdir atau akibat dari pesan Mama yang aku langgar. Bukan kondisi kakiku saja yang aku sesali, namun motorku yang lebih penting, motor itu pemberian terakhir Papa, karena tiga bulan setelah hari ulang tahunku Papa dipanggil Tuhan. Tapi aku bahagia dan bersyukur karena Mama tidak memarahiku, layaknya Ibu yang baik Mama justru menenangkanku dan menyemangatiku.

Disudut lain hatiku, aku sangat membenci pria itu, pria yang tidak ku ketahui namanya. Bagiku tak penting sama sekali untuk sekedar menanyakan namanya, melihatnya saja aku muak!!
seringkali dia mencoba membantuku saat ku tersungkur karena coba berjalan namun bantuannya selalu ku tolak. Aku tau dia seperti itu karena kasihan dan rasa bersalahnya tapi sungguh aku tidak butuh bantuannya.

"kamu ngapain disini terus? kan udah aku bilang berkali-kali aku bisa sendiri" ucapku ketus ketika kesekian kalinya dia mencoba membantuku berdiri

"aku mau nebus kesalahanku dengan merawat kamu sampai sembuh"

"gak perlu!!"

"pleaseeeee"

"kalau gitu gantiin dulu motorku, harus sama persis kayak yang kamu tabrak!!" dia hanya diam dan aku berlalu meninggalkannya.

Mungkin aku terlalu kejam tapi dia lebih dari itu!! Aku gak butuh bantuan dia karena ada Mama dan Dokter Fahri yang sangat sabar membantuku berobat jalan. Aku sangat mengagumi Dokter Fahri, dia tampan, pintar dan baik hati. Aku merasa diistimewakan sebagai salah satu pasiennya karena dia selalu meluangkan waktunya untukku, bukan pada saat jam terapi saja namun juga disaat-saat aku jenuh dikamar. Kami sering bertukar cerita hingga berjam-jam, ah apa memang dia seperti itu kesemua pasiennya? aku sangat nyaman dengannya, dan mungkin kekagumanku akan hilang dan berganti dengan rasa yang lebih indah, cinta.

"memang kamu gak bisa maafin dia?" tanya Dokter Fahri disela-sela perbincangan kami

"susah Dok, aku masih gak terima dengan rusaknya motorku"

"tapi niat dia baik, gak bagus kalau ditolak terus"

"biarin aja Dok, ntar kalau dia cape juga berhenti sendiri. Sebenarnya aku malah lebih suka kalau dia gak menampakkan muka dirumah sakit, aku gpp gak dirawat dia"

"hehe hati-hati lho jangan terlalu benci sama orang"

Usia yang terpaut cukup jauh, mengharuskanku menenggelamkan rasa yang mungkin akan segera bersemayam untuk Dokter Fahri. Namun bukankah cinta tak memandang usia????



_______TO BE CONTINED_______


No comments:

Post a Comment

About

.
.