Monday, February 27, 2012

Salahkah? (bad day)


Tugas kuliah ku yang seabrek mengharuskanku bergadang sampai dini hari, untunglah hari ini masuk jam 9 pagi jadi seusai sholat subuh aku masih bisa merehatkan sejenak pikiran dan tubuhku dikasur yang sedari tadi menggodaku. Ku setting alarm handphoneku di angka 07.30 dengan volume full agar Mama juga mendengarnya dan membangunkanku.

Rupanya telinga dan alarmku sedang tidak bersahabat, aku KESIANGAN!!! entah deringan keberapa kali yang berhasil menelusup telingaku dan menyadarkanku, tentunya juga karena teriakan Mama dari luar pintu. Ku lihat lagi jam dinding dikamarku, berharap tadi salah lihat. Jam 08.25!! gak salah lagi aku bakalan telat.

" Zifaaaaa, cepetan bangun. Dila sudah nunggu di bawah" teriak Mama

Astagaaa rupanya pintu lupa ku buka kuncinya, pantas saja Mama teriak-teriak terus dari luar.

"iya Ma" jawabku menghampiri Mama

"Ma ini makalahku tolong kasih ke Dila ya, suruh Dila berangkat duluan aja. Tugasnya harus dikumpulin jam 9 dan aku gak mungkin sampe kampus jam 9" pintaku

"yasudah kamu cepetan siap-siap, jangan sampe telatnya kebangetan"

"oke boss hehe"

Selesai siap-siap dan gak sempat sarapan, aku segera berangkat dengan motor kesayanganku. Itu motor pemberian Papa sewaktu aku berusia 17 tahun. Sekarang usiaku 19 tahun, sudah dua tahun dia setia menemaniku kemanapun.

"Ma, aku berangkat ya" pamitku mencium tangan dan pipi Mama

"iya kamu hati-hati ya, jangan ngebut nanti ketabrak. Pelan-pelan yang penting selamat" selalu seperti itu pesan Mama kalau aku mau pergi kemanapun, kata-kata itu seperti sudah disetting tanpa sengaja diotak dan bibir Mama, Mama tidak pernah lupa untuk mengucapkannya.

"iya tapi kali ini aku harus ngebut Ma, 15 menit lagi masuk"

"kan tugas kamu sudah dititipin sama Dila jadi gak begitu masalah kalau telat"

"tetep masalah besar Ma karena Dosennya killer banget, kalau telat gak boleh ikut kelasnya dia selama tiga kali pertemuan"

"tapi kan..."

"udah Mama tenang aja, sekali doank kok" ucapku sambil berlari keluar

***

Memang seharusnya aku menuruti kata-kata Mama, entah meter keberapa kecelakaan itu terjadi. Semuanya terjadi tanpa praduga, dan aku tak begitu mengingat detail kejadiannya. Kepalaku terasa begitu berat, pusing gak karuan. Perlahan-lahan kubuka mataku.

"syukurlah sudah siuman" ucap pria tampan berjas putih disebelahku

"aku kenapa? aku ada dimana?"

"kamu habis kecelakaan, motor kamu tabrakan sama sebuah mobil, kamu lagi dirumah sakit" jawab Dokter tampan itu berusaha menenangkanku

"hah terus motorku gimana? siapa yang nabrak aku?" aku berusaha berontak dan berdiri

"awww, kakiku kenapa Dokter?" ringisku kesakitan

"kamu tenang dulu" ucap seorang pria yang sangat asing bagiku

"kamu siapa? pasti kamu yang nabrak aku kan? motorku mana? aku harus kekampus sekarang"

"motor kamu lagi di bengkel, kondisinya lumayan parah. sekarang sudah malam gak mungkin kamu kekampus"

"hah? terus kaki aku ini kenapa???" tangisku menahan sakit

"kaki kamu patah yang sebelah kanan, dan yang kiri sedikit retak" jelas Dokter

"apa?? aku gak mau pincang Dokter, aku pasti masih bisa jalan"

"kamu harus banyak istirahat dulu" cegah dokter kepadaku yang mencoba berdiri sekali lagi

"aku harus nemuin Mama, aku harus minta maaf sama Mama" tangisku makin menjadi

"Mama kamu lagi pulang sebentar, ngambil baju sama keperluan yang lain" ucap pria itu

"kamu harus tanggung jawab sama kaki aku, sama motorku juga. Itu motor dari Papa dan aku udah janji buat ngejaganya, kalau sampai gak berfungsi lagi aku gak akan maafin kamu sampai kapanpun" aku meronta dan berusaha memukul lelaki itu.

"kamu gak boleh banyak bergerak, operasinya masih basah" 

Nafasku tercekat dan kembali tak sadarkan diri....


_______TO BE CONTINUED_______

2 comments:

About

.
.