Rasanya sulit ku percaya dengan kejadian yang menimpaku, entah sebuah takdir atau akibat dari pesan Mama yang aku langgar. Bukan kondisi kakiku saja yang aku sesali, namun motorku yang lebih penting, motor itu pemberian terakhir Papa, karena tiga bulan setelah hari ulang tahunku Papa dipanggil Tuhan. Tapi aku bahagia dan bersyukur karena Mama tidak memarahiku, layaknya Ibu yang baik Mama justru menenangkanku dan menyemangatiku.
Disudut lain hatiku, aku sangat membenci pria itu, pria yang tidak ku ketahui namanya. Bagiku tak penting sama sekali untuk sekedar menanyakan namanya, melihatnya saja aku muak!!