Dear my super hero, Ayah.
Ayah sebelum Aku menulis lebih banyak, Aku ingin Ayah
tau bahwa Aku sangat mencintaimu. Tetapi mengapa bibirku selalu kelu ketika
harus mengucapkan tiga kata tersebut secara langsung? Maafkan Aku. Aku sangat
bangga memilikimu, Aku sangat bersyukur menjadi putrimu. Kau tau Ayah, Aku
selalu tersenyum dan menangis ketika semua yang telah kau lakukan untukku
terekam kembali diotakku. Memori itu selalu hangat dan selalu menjadi kenangan
favoritku. Rasanya semua hal yang kau lakukan selalu berkesan untukku.
Maafkan Aku karena sejak SD Aku selalu merepotkanmu,
memintamu untuk mengantar dan menjemputku setiap sekolah. Bahkan hingga Aku
kuliah saat ini. Aku terlalu manja atau Aku tidak tau diri? Sesekali Kau boleh
membentakku agar Aku mandiri dan tau diri. Kau jarang sekali menolaknya. Bahkan
ketika Kau lagi sibuk atau benar-benar tidak bisa, Kau masih sempat mengantarku
sampai angkutan umum dan menungguku sampai Aku mendapatkan angkutan yang banyak
wanitanya. Lucu Ayah, tapi Aku tau maksudmu, Aku sangat menyukai itu.