Aku terdiam dibatas lelahku, lelah bersembunyi dalam rasaku yang
membelenggu. Pandanganku kosong menatap rinai hujan yang seakan tau isi
hatiku, derainya berlomba-lomba dengan air mataku.
Dua tahun tanpa sosokmu yang selalu ku rindu, dua tahun tanpa
tatapanmu yang selalu melukiskan tanda tanya, dua tahun tanpa derap
langkahmu yang selalu ku nanti, tak mampu membuatmu benar-benar hilang
dalam hatiku.
Seandainya hatimu belum berlabuh pada wanita itu mungkin keberanianku
akan terlontar sebelum kau benar-benar melepaskan seragam putih
abu-abumu, walau mungkin kau tak kenal aku, walau mungkin sesudahnya kau
akan membenciku dan akan bilang aku wanita gila. Mungkin itu akan lebih
baik dari pada aku harus menelan harapan
kosong darimu.