Mungkin ini yang dinamakan cinta buta, atau
mungkin cinta mati. Meski sakit hati yang selalu diterimanya namun
masih bisa menerima dan memaafkan. Tak peduli dengan masalalu yang
membuat hatinya berdarah dan tak berarah, tak peduli dengan orang lain
yang sesungguhnya benar-benar tulus mencintai dia.
Dulu, dalam pekatnya malam, saat cinta kita masih
terikat dalam sebuah kebahagiaan dan kesetiaan, kau bercerita padaku
tentang dia yang selalu membuatmu sakit hati hingga ku begitu berdecak
kagum atas kesetiaanmu untuknya, membuatku menilai kau sosok pria yang
begitu baik dan tulus, terlebih lagi aku telah mengenalmu cukup lama dan
cukup mengetahui kepribadianmu.
Betapa beruntungnya aku menjadi kekasihmu. Betapa sempurnanya hidupku karena memilikimu.
Betapa beruntungnya aku menjadi kekasihmu. Betapa sempurnanya hidupku karena memilikimu.
Waktu terus bergulir hingga mengantarkanmu kedalam
sebuah perubahan, perubahan yang membuat hatiku teriris. Kau mengabaikan
aku, kau mengacuhkan aku. Semakin hari semakin jauh hingga hatiku tak
sanggup lagi bertahan. Kesempatan yang selalu ku berikan tetap tak
menunjukkan perubahanmu, berbagai alasan kau curahkan hingga membuatku
terus bersabar dan mengerti. Aku percaya dan sangat mengerti dengan
berbagai aktifitas dan kesibukanmu namun lambat laun hatiku rapuh dengan
keadaan yang menghancurkanku. Aku merasa terasing dan tak berarti lagi.
Kau tau seperti apa rasanya diasingkan oleh kekasih sendiri? Aku
hanya wanita biasa yang takkan mungkin bisa selamanya hidup dalam dunia
pengabaianmu, yang takkan mungkin sanggup bertahan tanpa tetesan
perhatianmu, yang takkan mungkin mampu mengukir lebih jauh kisah kita
tanpa balutan kasih sayangmu.
“jadi kamu menyerah?” tanyamu yang membuat cintaku seakan kecil dimatamu
“menyerah apa?” tanyaku kembali seakan tak mengerti
“menyerah jadi kekasihku”
“untuk apa aku bertahan kalau perasaanmu saja sudah menghilang untukku”
“bukan aku tak menyayangimu lagi, tapi…..ah suatu saat kau akan mengerti posisiku”
“mengerti? aku sudah sangat mengerti posisimu, kapan giliranmu untuk mengerti perasaanku?”
“aku juga tak mengerti mengapa aku bisa seperti ini padamu” jawabmu lesu
“karena dihatimu sudah tidak ada aku lagi, hanya itu jawabannya”
“bukan itu, hidupku lagi kacau”
“mengapa kau tidak bisa berbagi denganku? kekasih yang sesungguhnya adalah kekasih yang mampu menjadi sahabat”
“kau tak akan mengerti, kau tak pernah berada dalam posisiku”
“bagaimana aku akan mengerti kalau kau tak pernah
bercerita? bagaimana aku bisa merasakan kalau kau terus membungkam?” kau
hanya tertunduk tak mampu berkata
“tak ada wanita didunia ini yang mampu bertahan dalam pengabaian kekasihnya” lanjutku
“ada, wanita yang benar-benar tulus mencintainya”
“tunjukan wanita itu sekarang, aku ingin berguru dengannya”
“pikiranku gak lagi kesana Put”
“lalu kemana? ke Lita?” Lita, mantan kekasihnya
“bukan, maksudnya gak lagi kearah pacaran, kalau memang kau terus kecewa dengan sikapku, terserah kamu saja”
“bagaimana pun status kita, kau akan tetap bersikap
acuh kan?” kau hanya mengangguk dan membuat ku semakin yakin dengan
keputusanku
“baiklah, mungkin ini yang terbaik”
“sebenarnya berat melepaskanmu, tapi mungkin kau akan bahagia dengan orang lain”
“aku juga sangat berat, namun cinta itu kebahagiaan bukan penderitaan“
“kalau nanti kau menemukan pengganti ku, katakanlah padaku” pintamu yang tak mungkin aku lakukan
“kenapa begitu?”
“karena aku merasa tak bebas dan tak bisa
mendapatkan wanita lain sebelum mantan kekasihku mendapatkan
penggantiku” kata-katamu yang membuatku semakin berat melepaskanmu
“baiklah” jawabku seadanya.
Perpisahan yang indah namun teramat sangat
menyakitkan untukku, entah bagaimana untukmu. Semakin hari, aku semakin
merasa kehilanganmu. Walau sikapmu tak beda namun tetap ada yang hilang.
Ku coba untuk menghubungimu, namun tak ada balasan darimu. Seperti
biasa kau sibuk, bahkan kau tak bisa mengabulkan permintaanku untuk
bertemu denganmu terakhir kalinya. Sungguh, kini kau benar-benar
berbeda. Kau benar-benar menghilang dari hidupku.
***
Sebulan sudah kita
berpisah, tak ada kabar darimu. Kau tak pernah lagi menghubungiku dan
aku takut untuk menghubungimu walau sebenarnya sangat ingin.
Ku coba mengecek profil faceboookmu seperti biasa, aku hanya ingin mengetahui keadaanmu, hanya itu tujuanku.
Ku coba mengecek profil faceboookmu seperti biasa, aku hanya ingin mengetahui keadaanmu, hanya itu tujuanku.
astaga!!! benarkah ini?? mengapa harus dengan dia lagi??
Airmataku meleleh
dipipiku, ini pemandangan yang paling menyesakkan. Tertera diprofil
facebooknya bahwa dia berpacaran dengan Lita, wanita yang dulu berulang
kali pernah menyakitinya.
Memang, tak ada lagi
hakku untuk melarangmu seperti dulu, namun mengapa harus dia? tidakkah
kau takut disakiti kembali? belum puaskah kau disakiti dia?
Apakah kau ingat akan
semua ucapanmu dulu kepadaku? ingatkah kau saat kau berkata padaku bahwa
kau takkan mungkin lagi kembali padanya? ingatkah kau begitu kesalnya
dirimu saat mantanmu bercumbu hebat dengan pria lain hingga kau
memutuskannya dan tak ingin lagi kembali? ingatkah kau saat berkata
takkan bisa mendapatkan penggantiku sebelum aku mendapatkan penggantimu?
ingatkah kau saat berkata tak ingin dulu menjalin hubungan dengan
siapapun?
Pantas saja kau tak
pernah menyesal berpisah denganku, malah kau terbebas hingga kau begitu
mudahnya melupakan ku. Pantas saja kau begitu menikmati pengabaianmu
padaku, karena pada dasarnya kau ingin terlepas dariku. Mungkin selama ini aku hanya pelarianmu saja, selama ini kau sengaja mengabaikan aku agar aku melepaskanmu. Tapi
bisakah kau jelaskan apa salahku hingga kau seakan tersiksa bersamaku
dulu? jelaskan padaku apa yang membuatmu dulu begitu tega mengabaikan
aku? apakah aku pernah bersalah padamu? apakah aku pernah menyakitimu?
apakah aku pernah mengkhianatimu? apakah aku pernah bercumbu dengan pria
lain? apakah aku pernah menuntut sikap dan waktumu? apakah aku pernah
mengaturmu? apakah aku pernah melarangmu menghabiskan waktu banyak
bersama teman-temanmu? apakah aku pernah memintamu ini dan itu? katakan,
aku butuh jawabanmu!!! aku begitu menyayangimu, mana mungkin aku bisa
melakukan hal yang membuatmu terluka.
Kini aku mengetahui
kebenarannya dan memang terbukti bahwa semua yang kau ucapkan adalah
kebohonganmu. Kau munafik, kau pengecut. Bukan kesibukanmu yang
mengabaikan aku tapi perasaanmu!! harusnya kau terus terang!!
Aku mungkin masih bisa
terima atas semua ucapanmu yang dusta, tapi bisakah tidak dengan wanita
itu? hey, dia sudah berkali-kali menyakitimu, tak menutup kemungkinan
dia akan menyakitimu kembali, bahkan mungkin bisa lebih sakit!!! buka
matamu, jangan jatuh dilubang yang sama. Biarkan masalalu mu dengannya
sebagai sebuah gambaran bahwa dia bukan yang terbaik. Merubah sikap dan
perasaan seseorang tak semudah anganmu. Bukan dia yang tulus mencintaimu
tapi aku!!! kau pria, logikamu lebih hebat dari wanita. Pikirkan masa
depanmu, aku tau bahwa sesungguhnya kau sangat baik dan tulus, kau harus
mendapatkan wanita yang seperti itu juga, bukan dia. Percuma!! sejauh
apapun aku mengingatkanmu, kau akan tetap memilih dia, bukan aku.
“kamu balikan sama Lita ya?”
“iya” bodoh!! jawaban itu hanya membuatku semakin hancur, tak seharusnya aku mengirimkan pesan singkat itu
“selamat ya, aku turut bahagia” balasku dengan buliran air mata
“makasih ya, kekasihmu sekarang siapa?”
“belum ada”
“kenapa?” seharusnya kau tahu jawabannya
“aku masih ingin sendiri, mau fokus ke kuliah dulu hehe” aku berbohong
“oh gitu, semoga kamu mendapat yang terbaik ya”
“amin, makasih :)”
Sudahlah, dia sangat
bahagia bersama Lita, dia tak mampu lagi memikirkan perasaanku, dia tak
ingat lagi dengan semua ucapannya dulu. Kasian!! cintamu sudah menutup
mata hatimu sendiri. Seandainya kau tau, aku sangat berharap kau kembali
padaku dengan perasaan dan sikap yang berbeda, itu sebabnya sampai
detik ini aku belum bisa mendapatkan penggantimu.
Aku percaya bahwa didunia
ini tak ada yang abadi, sama halnya dengan rasa sakitku dan rasa
kebahagianmu. Semoga kelak kau akan menyadari siapa yang sesungguhnya
pantas berada didalam hatimu. Memang kini kau tak lagi sempurna
dimataku, namun jika kau membutuhkan sebuah kesempatan dariku, aku akan
memberikannya, karena tak mudah bagiku melupakanmu.
_______THE END______
No comments:
Post a Comment