Tuesday, December 27, 2011

Kau, Tak Lagi Sempurna Dimataku


Mungkin ini yang dinamakan cinta buta, atau mungkin cinta mati. Meski sakit hati yang selalu diterimanya namun masih bisa menerima dan memaafkan. Tak peduli dengan masalalu yang membuat hatinya berdarah dan tak berarah, tak peduli dengan orang lain yang sesungguhnya benar-benar tulus mencintai dia.

Dulu, dalam pekatnya malam, saat cinta kita masih terikat dalam sebuah kebahagiaan dan kesetiaan, kau bercerita padaku tentang dia yang selalu membuatmu sakit hati hingga ku begitu berdecak kagum atas kesetiaanmu untuknya, membuatku menilai kau sosok pria yang begitu baik dan tulus, terlebih lagi aku telah mengenalmu cukup lama dan cukup mengetahui kepribadianmu.
Betapa beruntungnya aku menjadi kekasihmu. Betapa sempurnanya hidupku karena memilikimu.

Waktu terus bergulir hingga mengantarkanmu kedalam sebuah perubahan, perubahan yang membuat hatiku teriris. Kau mengabaikan aku, kau mengacuhkan aku. Semakin hari semakin jauh hingga hatiku tak sanggup lagi bertahan. Kesempatan yang selalu ku berikan tetap tak menunjukkan perubahanmu, berbagai alasan kau curahkan hingga membuatku terus bersabar dan mengerti. Aku percaya dan sangat mengerti dengan berbagai aktifitas dan kesibukanmu namun lambat laun hatiku rapuh dengan keadaan yang menghancurkanku. Aku merasa terasing dan tak berarti lagi. Kau tau seperti apa rasanya diasingkan oleh kekasih sendiri? Aku hanya wanita biasa yang takkan mungkin bisa selamanya hidup dalam dunia pengabaianmu, yang takkan mungkin sanggup bertahan tanpa tetesan perhatianmu, yang takkan mungkin mampu mengukir lebih jauh kisah kita tanpa balutan kasih sayangmu.

“jadi kamu menyerah?” tanyamu yang membuat cintaku seakan kecil dimatamu
“menyerah apa?” tanyaku kembali seakan tak mengerti
“menyerah jadi kekasihku”
“untuk apa aku bertahan kalau perasaanmu saja sudah menghilang untukku”
“bukan aku tak menyayangimu lagi, tapi…..ah suatu saat kau akan mengerti posisiku”
“mengerti? aku sudah sangat mengerti posisimu, kapan giliranmu untuk mengerti perasaanku?”
“aku juga tak mengerti mengapa aku bisa seperti ini padamu” jawabmu lesu
“karena dihatimu sudah tidak ada aku lagi, hanya itu jawabannya”
“bukan itu, hidupku lagi kacau”
“mengapa kau tidak bisa berbagi denganku? kekasih yang sesungguhnya adalah kekasih yang mampu menjadi sahabat”
“kau tak akan mengerti, kau tak pernah berada dalam posisiku”
“bagaimana aku akan mengerti kalau kau tak pernah bercerita? bagaimana aku bisa merasakan kalau kau terus membungkam?” kau hanya tertunduk tak mampu berkata
“tak ada wanita didunia ini yang mampu bertahan dalam pengabaian kekasihnya” lanjutku
“ada, wanita yang benar-benar tulus mencintainya”
 
“tunjukan wanita itu sekarang, aku ingin berguru dengannya”
“pikiranku gak lagi kesana Put”
“lalu kemana? ke Lita?” Lita, mantan kekasihnya
“bukan, maksudnya gak lagi kearah pacaran, kalau memang kau terus kecewa dengan sikapku, terserah kamu saja”
“bagaimana pun status kita, kau akan tetap bersikap acuh kan?” kau hanya mengangguk dan membuat ku semakin yakin dengan keputusanku
“baiklah, mungkin ini yang terbaik”
“sebenarnya berat melepaskanmu, tapi mungkin kau akan bahagia dengan orang lain”
“aku juga sangat berat, namun cinta itu kebahagiaan bukan penderitaan
“kalau nanti kau menemukan pengganti ku, katakanlah padaku” pintamu yang tak mungkin aku lakukan
“kenapa begitu?”
“karena aku merasa tak bebas dan tak bisa mendapatkan wanita lain sebelum mantan kekasihku mendapatkan penggantiku” kata-katamu yang membuatku semakin berat melepaskanmu
“baiklah” jawabku seadanya.

Perpisahan yang indah namun teramat sangat menyakitkan untukku, entah bagaimana untukmu. Semakin hari, aku semakin merasa kehilanganmu. Walau sikapmu tak beda namun tetap ada yang hilang. Ku coba untuk menghubungimu, namun tak ada balasan darimu. Seperti biasa kau sibuk, bahkan kau tak bisa mengabulkan permintaanku untuk bertemu denganmu terakhir kalinya. Sungguh, kini kau benar-benar berbeda. Kau benar-benar menghilang dari hidupku.

***

Sebulan sudah kita berpisah, tak ada kabar darimu. Kau tak pernah lagi menghubungiku dan aku takut untuk menghubungimu walau sebenarnya sangat ingin.
Ku coba mengecek profil faceboookmu seperti biasa, aku hanya ingin mengetahui keadaanmu, hanya itu tujuanku. 

astaga!!! benarkah ini?? mengapa harus dengan dia lagi??

Airmataku meleleh dipipiku, ini pemandangan yang paling menyesakkan. Tertera diprofil facebooknya bahwa dia berpacaran dengan Lita, wanita yang dulu berulang kali pernah menyakitinya.
Memang, tak ada lagi hakku untuk melarangmu seperti dulu, namun mengapa harus dia? tidakkah kau takut disakiti kembali? belum puaskah kau disakiti dia?

Apakah kau ingat akan semua ucapanmu dulu kepadaku? ingatkah kau saat kau berkata padaku bahwa kau takkan mungkin lagi kembali padanya? ingatkah kau begitu kesalnya dirimu saat mantanmu bercumbu hebat dengan pria lain hingga kau memutuskannya dan tak ingin lagi kembali? ingatkah kau saat berkata takkan bisa mendapatkan penggantiku sebelum aku mendapatkan penggantimu? ingatkah kau saat berkata tak ingin dulu menjalin hubungan dengan siapapun?

Pantas saja kau tak pernah menyesal berpisah denganku, malah kau terbebas hingga kau begitu mudahnya melupakan ku. Pantas saja kau begitu menikmati pengabaianmu padaku, karena pada dasarnya kau ingin terlepas dariku. Mungkin selama ini aku hanya pelarianmu saja, selama ini kau sengaja mengabaikan aku agar aku melepaskanmu. Tapi bisakah kau jelaskan apa salahku hingga kau seakan tersiksa bersamaku dulu? jelaskan padaku apa yang membuatmu dulu begitu tega mengabaikan aku? apakah aku pernah bersalah padamu? apakah aku pernah menyakitimu? apakah aku pernah mengkhianatimu? apakah aku pernah bercumbu dengan pria lain? apakah aku pernah menuntut sikap dan waktumu? apakah aku pernah mengaturmu? apakah aku pernah melarangmu menghabiskan waktu banyak bersama teman-temanmu? apakah aku pernah memintamu ini dan itu? katakan, aku butuh jawabanmu!!! aku begitu menyayangimu, mana mungkin aku bisa melakukan hal yang membuatmu terluka.

Kini aku mengetahui kebenarannya dan memang terbukti bahwa semua yang kau ucapkan adalah kebohonganmu. Kau munafik, kau pengecut. Bukan kesibukanmu yang mengabaikan aku tapi perasaanmu!! harusnya kau terus terang!!

Aku mungkin masih bisa terima atas semua ucapanmu yang dusta, tapi bisakah tidak dengan wanita itu? hey, dia sudah berkali-kali menyakitimu, tak menutup kemungkinan dia akan menyakitimu kembali, bahkan mungkin bisa lebih sakit!!! buka matamu, jangan jatuh dilubang yang sama. Biarkan masalalu mu dengannya sebagai sebuah gambaran bahwa dia bukan yang terbaik. Merubah sikap dan perasaan seseorang tak semudah anganmu. Bukan dia yang tulus mencintaimu tapi aku!!! kau pria, logikamu lebih hebat dari wanita. Pikirkan masa depanmu, aku tau bahwa sesungguhnya kau sangat baik dan tulus, kau harus mendapatkan wanita yang seperti itu juga, bukan dia. Percuma!! sejauh apapun aku mengingatkanmu, kau akan tetap memilih dia, bukan aku.

“kamu balikan sama Lita ya?”
“iya” bodoh!! jawaban itu hanya membuatku semakin hancur, tak seharusnya aku mengirimkan pesan singkat itu
“selamat ya, aku turut bahagia” balasku dengan buliran air mata
“makasih ya, kekasihmu sekarang siapa?”
“belum ada”
“kenapa?” seharusnya kau tahu jawabannya
“aku masih ingin sendiri, mau fokus ke kuliah dulu hehe” aku berbohong
“oh gitu, semoga kamu mendapat yang terbaik ya”
“amin, makasih :)”

Sudahlah, dia sangat bahagia bersama Lita, dia tak mampu lagi memikirkan perasaanku, dia tak ingat lagi dengan semua ucapannya dulu. Kasian!! cintamu sudah menutup mata hatimu sendiri. Seandainya kau tau, aku sangat berharap kau kembali padaku dengan perasaan dan sikap yang berbeda, itu sebabnya sampai detik ini aku belum bisa mendapatkan penggantimu.

Aku percaya bahwa didunia ini tak ada yang abadi, sama halnya dengan rasa sakitku dan rasa kebahagianmu. Semoga kelak kau akan menyadari siapa yang sesungguhnya pantas berada didalam hatimu. Memang kini kau tak lagi sempurna dimataku, namun jika kau membutuhkan sebuah kesempatan dariku, aku akan memberikannya, karena tak mudah bagiku melupakanmu.

_______THE END______

No comments:

Post a Comment

About

.
.