Wednesday, March 14, 2012

Salahkah? (love is happiness)

Sebelumnya baca part 1, part 2, part 3, dan part 4 nya dulu ya :)


Aku semakin terjerat oleh dokter Fahri namun rasa benci juga perlahan menelusup hatiku untuknya. Setega itukah pada adiknya sendiri? megapa dia tak berpikir secara dewasa?

"kamu kenapa belakangan ini selalu menghindari saya?" tanyanya kesekian kali saat menemuiku terjatuh ditaman Rumah Sakit

"gpp Dok"

"jangan bohong, saya tau pasti ada sesuatu yang ingin kamu katakan"

"gak ada Dok, saya cuma benci sama Dokter"

"benci kenapa? saya punya salah sama kamu?"

"bukan ke aku tapi ke Adnan"

"Adnan?"

"iya, tunangan Dokter itu kekasih Adnan kan? kok bisa-bisanya Dokter yang selama ini aku kagumi ternyata sejahat itu, sama adiknya sendiri pula. Harusnya Dokter menolak!!!"

"sebentar, saya tau apa yang kamu pikirkan tentang saya dan itu salah. Memang benar tunangan saya adalah mantannya Adnan dan saya juga menolak tapi Adnan sendirilah yang menyuruh saya untuk menerimanya karena dia begitu mencintai Della. Dia mau Della bahagia sama orang yang dicintainya yaitu saya"

"tapi Dokter sayang kan sama dia?"

"iya, sebagai Adik dan gak lebih"

"kenapa mesra banget setiap ketemu dia?"

"itu sengaja supaya Adnan cemburu, siapa suruh nyuruh-nyuruh saya jatuh cinta ke orang yang gak buat saya tertarik"

"tapi pernikahan itu akan terjadi kan walau Dokter gak mencintai dia?"

"gak akan, karena jodoh saya bukan dia tapi kamu"

"hah? kok gitu?"

"aduh kamu itu polos banget ya, saya cintanya sama kamu bukan sama Della"

"kok bisa?"

"ya bisa dong, namanya juga cinta gak selalu beralasan kan?"

Aku hanya tersenyum mendengar pengakuan Dokter Fahri, aku tak pernah melihat tatapan Dokter Fahri sedalam itu sebelumnya.

"tapi Dok, Adnan gimana?"

"dia gak beneran suka kok sama kamu, itu saya yang nyuruh dia buat pacarin kamu eh kamunya gak mau dan ternyata memang menyakitkan banget"

"oooooh bales dendam ceritanya"

"hehehe iya dong supaya dia tau rasanya disuruh cinta ke orang yang gak dia cinta"

"tapi Della gimana?"

"tuh, liat deh" mataku mangikuti jari telunjuk Dokter Fahri, tepatnya di belakang kami. Terlihat dua orang yang begitu bahagia, Adnan dan Della.

"lho kok bisa?" tanyaku bahagia

"kamu nanya terus dari tadi, ya bisa dong"

"Zifa, makasih ya karena kehadiran kamu aku sadar bahwa cinta memang gak bisa dipaksakan, walau aku udah berusaha membuat Dokter Fahri jatuh cinta sama aku tapi yang ada dihatinya ternyata cuma kamu. Dokter Fahri gak pernah bercumbu sama aku kalau gak didepan Adnan dan kamu dan aku juga sadar kalau yang benar-benar mencintai aku adalah Adnan. Aku mau mulai hidup baru lagi sama Adnan dan memperbaiki semua kesalahan aku"

Semua memang indah pada waktunya bahkan lebih indah dari impianku dulu. Inilah cinta, kebahagiaan bumbu pokoknya dan luka bumbu pelengkapnya.


_______THE END_______

2 comments:

About

.
.