Wednesday, March 21, 2012

Biarkan Aku Mengenang Kita..

Bahagia kita kini telah berbeda namun aku tidak pernah melupakan kebahagiaan kita yang pernah sama. Tak sudi aku menghapus semua memorinya.

Aku masih ingat saat pertama kali kau mengajakku pergi ke sebuah tempat yang kamu sukai, tentu aku juga menyukainya. Sebuah danau yang rasanya belum pernah terjamah oleh tangan manusia. Sangat asri dan damai. Disana kau bercerita panjang lebar tentang tempat itu, saksi bisu tentang semua kesedihanmu. Dan kala itu pertama kalinya kau menciptakan kebahagiaan disana, bersamaku. Tempat itu menjadi saksi bisu awal perjalanan cinta kita, aku bahagia menjadi kekasihmu.

Aku juga masih ingat saat kau memperkenalkan aku dengan keluargamu di tepat satu tahun kita. Ibumu begitu baik, beliau mengajariku membuat berbagai macam masakan. Kau ingat rasa masakan pertama kali yang aku buat dirumahmu? hambar sekali katamu, namun cintaku tak sehambar masakanmu, begitu lanjutmu yang membuat pipiku memerah didepan keluargamu. Ayahmu juga baik, beliau banyak menceritakan hal konyol yang pernah kamu lakukan, disana tertawa kita dan keluargamu memecah dalam satu ruangan yang hangat. Kakak perempuanmu yang cantik dan sangat modis mengajariku memakai sepatu yang tidak pernah aku pakai sebelumnya, high heels, aku terjatuh untuk beberapa kali, kemudian kau datang dan mengatakan "sudah tidak usah dipaksain, kamu tetap cantik tanpa sepatu itu", lagi-lagi kau membuat pipiku merah. Kemudian malamnya, kau mengajakku makan malam didanau itu, tak pernah aku menikmati makan malam seromantis itu. Disana juga pertama kalinya kau ingin mengecup bibirku, namun aku menolak dan kamu tidak marah, kemudian memelukku setelah aku berkata maaf padamu "tidak apa, aku mengerti kok" begitu katamu. Aku sangat bahagia, tak ingin meninggalkan malam itu.

Tentu juga aku masih ingat saat kau berjanji untuk berhenti merokok dan memintaku untuk selalu mengingatkanmu, tentu aku lakukan. Dan berhasil. Walau butuh waktu yang cukup lama tapi aku bahagia kamu bisa terlepas dari kebiasaan buruk itu. Aku tak pernah lagi melihat mu dengan sebatang rokok, bahkan keluarga dan teman-temanmu juga mengatakan demikian. Tapi entah sekarang.

Masih banyak lagi hal yang indah saat bersamamu dulu. Tapi setelah dua tahun lebih berjalan kita memutuskan untuk berpisah. Alasannya sederhana, karena kita tidak bisa berhubungan jarak jauh. Kau meneruskan study mu di Surabaya dan aku tetap meneruskan di Jakarta. Kau berjanji untuk kembali padaku setelah study mu selesai, benar kau kembali namun ada dia disampingmu. "maafkan aku, aku sudah ingkar. Tapi dalam penantianku, aku menemukan yang lebih baik darimu dan suatu saat nanti kau juga akan menemukan yang lebih baik dariku" begitu katamu. Sakit memang tapi aku percaya kata-katamu. Biarkan aku mengenang kita dan tetaplah beri ruang untukku dihatimu walau secuil, maaf aku menangisi kebahagiaanmu...

No comments:

Post a Comment

About

.
.